Probolinggo – Komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo dalam menghadirkan infrastruktur berbasis kearifan lokal (local wisdom) kembali ditunjukkan melalui upaya pemasangan penerangan jalan umum (PJU) berhias Asmaul Husnah di dua exit tol strategis, yakni Kraksaan dan Paiton. Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi (rakor) yang digelar Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Probolinggo di ruang Forum LLAJ, Selasa (10/6/2025).
Rakor tersebut dipimpin oleh Plt. Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah Kabupaten Probolinggo, Hary Tjahjono, didampingi Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Probolinggo, Mochammad Al-Fatih. Turut hadir sejumlah perwakilan penting dari berbagai instansi, baik di tingkat daerah maupun provinsi dan pusat. Mulai dari Dishub Provinsi Jawa Timur, Satlantas Polres Probolinggo, Inspektorat, Bapelitbangda, BPPKAD, PUPR, hingga sejumlah perwakilan dari PT Jasamarga Probolinggo-Banyuwangi, selaku pengelola ruas tol terkait.
Kepala Dishub Kabupaten Probolinggo, Edy Suryanto, melalui Kasi Pemeliharaan Sarana Prasarana, Sigit Wida Hartono, menjelaskan bahwa rakor ini merupakan tindak lanjut dari surat permohonan kepada PT Jasamarga untuk mengizinkan pemasangan alat penerangan jalan dengan aksesoris bercorak religi berupa neon box Asmaul Husnah.
“Langkah ini adalah bagian dari sinergi antara Pemkab Probolinggo dan Jasamarga untuk mewujudkan konsep penerangan jalan yang tidak hanya fungsional, tapi juga mencerminkan identitas religius daerah,” terang Sigit.
Menurut Sigit, Dishub telah memulai program ornamen Asmaul Husnah pada tiang PJU sejak tahun 2023 dan terus dikembangkan setiap tahunnya. Tahun lalu, sebanyak 103 unit PJU berhias lafadz Asmaul Husnah telah terpasang di wilayah Bantaran, Kuripan, dan Sumber. Sedangkan pada 2024, 52 unit tambahan terpasang di wilayah Kraksaan.
“Harapannya ini bisa terus berlanjut sebagai ciri khas Kabupaten Probolinggo yang SAE, yakni Sejahtera, Amanah-Religius, dan Eksis Berdaya Saing. Ini bukan sekadar ornamen, tapi simbol nilai-nilai yang kita junjung,” ujarnya.
Meski demikian, upaya ini menghadapi tantangan. Salah satunya adalah keharusan mendapatkan rekomendasi dari Kementerian Perhubungan terkait tambahan aksesoris pada PJU, mengingat seluruh infrastruktur jalan tol dan kelengkapannya akan diserahterimakan kepada pemerintah pusat usai proyek rampung.
“Perlu ada kepastian hukum bahwa ornamen Asmaul Husnah tidak akan menjadi hambatan dalam proses serah terima kepada Kementerian. Oleh karena itu, akan dibuat surat permohonan resmi dan diupayakan rakor lanjutan via Zoom bersama Dirjenhubdat,” tambahnya.
Dalam hasil rakor, PT Jasamarga Probolinggo-Banyuwangi telah menyatakan persetujuan terkait pemasangan ornamen Asmaul Husnah tersebut. Namun, untuk proses teknis dan legalitas lebih lanjut, tetap menunggu izin resmi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Adapun pihak kontraktor dari Paket 1 dan 2 proyek tol meminta segera dikirimkan desain dalam format digital (autocad) untuk mempercepat proses pemasangan, mengingat waktu pengerjaan proyek yang terbatas.
“BPTD juga menyatakan tidak bisa mengeluarkan rekomendasi karena aksesoris tersebut tidak termasuk kategori perlengkapan jalan. Namun mereka menyarankan Pemkab segera berkirim surat dengan spesifikasi dan gambar lengkap kepada Dirjenhubdat,” jelas Sigit.
Ia menambahkan bahwa pihaknya telah diarahkan untuk segera berkoordinasi juga dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur-Bali terkait dengan penempatan pembangunan utilitas PJU agar tidak mengganggu struktur jalan tol.
Dengan segala kendala administratif yang ada, Dishub Kabupaten Probolinggo tetap optimistis bahwa rencana ini bisa berjalan sesuai harapan. Dukungan berbagai pihak, baik pemerintah pusat maupun pihak swasta, menjadi kunci utama untuk menghadirkan fasilitas jalan yang tidak hanya modern tetapi juga selaras dengan nilai-nilai lokal.
“Ini bagian dari wajah baru Kabupaten Probolinggo yang tidak melupakan akar religiusitas dan budayanya meski terus berbenah secara infrastruktur,” pungkasnya. (Bambang)






