Lumajang – Tim gabungan dari Polsek Tempursari, Koramil Tempursari, BPBD Lumajang, serta relawan dan masyarakat setempat terus melakukan upaya pencarian terhadap dua warga yang dilaporkan hilang terseret arus Sungai Glidik, perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang, sejak Sabtu (1/11/2025) petang.
Kedua korban diketahui merupakan ibu dan anak, bernama Rika Yulia Safitri (29) dan Aldafiatul Rifka Salimah (7), warga Dusun Lebaksari, Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang. Mereka terseret arus deras setelah jembatan bambu yang sedang mereka seberangi roboh akibat debit air meningkat usai hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
Kapolsek Tempursari Iptu Sukirno membenarkan insiden tragis itu. Menurutnya, peristiwa terjadi sekitar pukul 18.30 WIB, saat korban bersama suaminya, Teguh Srianto, hendak pulang dari Desa Tegalrejo, Kecamatan Tempursari, menuju rumah mereka di Desa Lebakharjo, Ampelgading.
“Saat melintas di jembatan bambu atau yang biasa disebut ‘sesek’, arus sungai tiba-tiba deras dan menyebabkan jembatan tak mampu menahan beban. Ketiganya ikut hanyut terbawa arus Sungai Glidik,” ujar Iptu Sukirno, Senin (3/11/2025).
Beruntung, Teguh Srianto berhasil menyelamatkan diri dengan berenang ke tepian. Namun, istri dan anaknya terbawa arus kuat yang mengarah ke muara laut selatan.
“Dugaan sementara, korban terbawa arus hingga ke muara Sungai Glidik yang bermuara di pesisir selatan Lumajang. Pencarian hari kedua belum membuahkan hasil,” jelasnya.
Pencarian Diperluas Hingga Pantai Selatan
Sejak Minggu pagi (2/11/2025), tim pencari yang terdiri dari personel Polsek Tempursari, Koramil, BPBD, relawan SAR, serta masyarakat sekitar telah menyisir sepanjang aliran sungai dari titik kejadian hingga Pantai Bulu, Desa Tegalrejo, dan Pantai Godek, Desa Bulurejo, Kecamatan Tempursari.
“Tim melakukan penyisiran darat dan perairan menggunakan perahu karet serta alat seadanya. Kami berusaha semaksimal mungkin menemukan korban,” terang Kapolsek Sukirno.
Ia juga mengimbau warga dan nelayan yang beraktivitas di sepanjang pantai selatan agar waspada dan segera melapor ke pihak kepolisian apabila menemukan tanda-tanda keberadaan korban.
“Kami mohon kerja sama masyarakat. Setiap laporan sekecil apapun sangat berarti bagi proses pencarian ini,” tegasnya.
Kondisi Medan dan Cuaca Menjadi Kendala
Proses pencarian diakui tidak mudah. Cuaca yang berubah-ubah, arus sungai yang deras, dan medan licin menjadi tantangan bagi petugas di lapangan. Meski demikian, seluruh unsur tetap bekerja keras dengan semangat kemanusiaan.
“Medan menuju lokasi cukup ekstrem, apalagi saat hujan turun. Namun, kami terus berupaya agar pencarian bisa berjalan efektif,” kata salah satu anggota relawan SAR Tempursari.
BPBD Lumajang menyebut bahwa pencarian akan terus dilanjutkan hingga korban ditemukan atau ada petunjuk baru. “Kami koordinasikan setiap perkembangan dengan pihak keluarga korban dan aparat setempat,” ujar seorang petugas BPBD yang ikut di lokasi.
Keluarga Histeris, Warga Berdoa di Tepi Sungai
Suasana duka menyelimuti rumah keluarga korban di Desa Lebakharjo. Sejumlah warga dan kerabat terus berdatangan memberikan dukungan moral.
“Saya berharap istri dan anak saya segera ditemukan, apapun keadaannya,” tutur Teguh Srianto dengan mata sembab menahan haru.
Di sisi lain, masyarakat sekitar Sungai Glidik menggelar doa bersama di tepi sungai sebagai bentuk harapan agar korban segera ditemukan dengan selamat.
Upaya pencarian masih terus berlangsung hingga berita ini diturunkan. Tim gabungan berkomitmen melanjutkan operasi hingga tuntas, demi menemukan Rika Yulia Safitri dan Aldafiatul Rifka Salimah yang hingga kini masih belum ditemukan.
(Edi D/Red/)*






