Probolinggo – Komitmen Pemerintah Kabupaten Probolinggo dalam memajukan dunia pendidikan kembali ditunjukkan melalui peluncuran International Class Program (ICP) oleh Bupati Probolinggo, Gus dr. Mohammad Haris, M.Kes. Acara peluncuran ini berlangsung di Gedung Islamic Center (GIC) Kota Kraksaan, Rabu (6/8/2025), yang sekaligus menandai dimulainya babak baru pendidikan berstandar internasional di wilayah tersebut.
Didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Probolinggo yang juga Bunda PAUD, Ning Marisa Juwitasari Moh. Haris, SE, Bupati Haris secara simbolis meresmikan program ini dengan pemukulan gong digital. ICP merupakan program unggulan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikdaya) Kabupaten Probolinggo yang akan diterapkan di tiga sekolah negeri yakni SMPN 1 Kraksaan, SMPN 1 Dringu, dan SMPN 1 Tongas sebagai pilot project.
Turut hadir dalam peluncuran tersebut, Tim Ahli dari Universitas Negeri Malang Prof. Ahmad Taufik, Ketua TP2D Khoirul Anwar, Ketua Umum PP Himpaudi Betti Nuraini, Kepala Disdikdaya Dwijoko Nurjayadi, Ketua Himpaudi Kabupaten Siti Aisah, Ketua PGRI Asim, Ketua APSI Arif Hermawan, Camat Kraksaan Puja Kurniawan, serta jajaran kepala sekolah dari ketiga SMP percontohan.
Sekolah Masa Depan Berstandar Internasional
Bupati Haris menegaskan bahwa kehadiran ICP merupakan bagian dari visi besar untuk menghadirkan sekolah ideal yang relevan dengan tantangan zaman. Sekolah-sekolah masa depan ini dirancang untuk memiliki standar internasional melalui integrasi kurikulum Cambridge, sistem pembelajaran digital, serta penguatan kompetensi bahasa Inggris dan sains.
“Ini merupakan bagian dari mimpi besar kita. Sekolah-sekolah ini akan menjadi role model pendidikan masa depan di Kabupaten Probolinggo,” ujar Bupati Haris dalam sambutannya.
Ia juga menyampaikan bahwa program ini akan mendorong percepatan pembangunan kualitas SDM serta mendukung peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). “Kita tidak ingin tertinggal. Akselerasi pendidikan harus terus dilakukan. Tiga sekolah ini akan menjadi rujukan, sehingga studi banding tidak perlu lagi ke luar daerah,” imbuhnya.
Pendidikan Global dengan Akar Lokal
Kepala Disdikdaya Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nurjayadi menjelaskan bahwa ICP bukan sekadar program bilingual, melainkan inovasi pendidikan berbasis kurikulum nasional yang terintegrasi dengan muatan lokal dan internasional. Penggunaan bahasa Inggris sebagai pengantar dalam pelajaran inti dan komunikasi harian menjadi ciri khas utama ICP.
“ICP telah melalui proses panjang sejak awal 2025. Mulai dari seleksi sekolah dan siswa, pelatihan guru, hingga sosialisasi ke orang tua. Tujuannya untuk membentuk generasi yang kreatif, kritis, kolaboratif, dan berkarakter,” jelas Dwijoko.
Ia juga menambahkan bahwa nilai-nilai lokal dan spiritual tetap menjadi pilar utama dalam pelaksanaan program ini, termasuk dengan adanya target hafalan Al-Qur’an sebagai bagian dari pembentukan akhlak siswa.
Langkah Strategis Hadapi Tantangan Global
Sementara itu, Tim Ahli dari Universitas Negeri Malang, Prof. Ahmad Taufik menyambut baik peluncuran program ini. Menurutnya, langkah Kabupaten Probolinggo menghadirkan ICP adalah keputusan strategis dan berani di tengah arus globalisasi dan disrupsi teknologi.
“Sepuluh tahun lalu, siapa yang menyangka Kabupaten Probolinggo akan punya sekolah berstandar internasional? Ini lompatan besar,” ujar Prof. Taufik.
Lebih lanjut ia menjelaskan, ICP mengusung pendekatan student-centered learning berbasis inquiry yang mendorong Higher Order Thinking Skills (HOTS), kolaborasi, dan komunikasi aktif antar siswa. Ia pun menyebut bahwa program ini akan terus dikembangkan secara bertahap, termasuk pembelajaran daring dengan mitra luar negeri dan program pertukaran pelajar internasional.
“Seperti pesawat yang ingin terbang tinggi, pasti ada tantangan. Tapi ketika sampai di ketinggian, hasilnya akan kita nikmati bersama. Kita sedang menulis prasasti pendidikan masa depan,” pungkasnya penuh semangat.
Harapan dan Komitmen Bersama
Peluncuran ICP ini disambut antusias oleh para kepala sekolah, guru, serta pengurus organisasi profesi pendidikan seperti PGRI, APSI, dan Himpaudi. Program ini diyakini akan menjadi awal dari transformasi pendidikan Kabupaten Probolinggo menuju standar global tanpa meninggalkan akar budaya lokal.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan kolaborasi lintas sektor, ICP diharapkan menjadi bukti nyata bahwa pendidikan berkualitas dapat dihadirkan di daerah manapun, termasuk di Kabupaten Probolinggo. (Bambang/*)