banner 728x250

Pati Memanas! 300 Ribu Massa Desak Pemakzulan, Bupati Sudewo Mundur

Pati Memanas! 300 Ribu Massa Desak Pemakzulan, Bupati Sudewo Mundur
banner 120x600
banner 468x60

Pati, Rabu (13/8/25) — Pati hari ini benar-benar menjadi lautan manusia. Desakan pemakzulan terhadap Bupati Pati, Sudewo, memuncak menjadi aksi protes terbesar sepanjang sejarah kabupaten ini. Bukan 5.000, bukan 50.000, melainkan lebih dari 300 ribu orang membanjiri jalanan, memadati setiap sudut kota hingga aktivitas lumpuh total.

Sejak pagi, arus massa dari kecamatan dan desa sekitar mengalir tanpa henti. Jalan protokol berubah menjadi lautan spanduk dan bendera aksi. Toko-toko memilih tutup, kendaraan umum berhenti beroperasi, dan pusat kota dikepung barisan demonstran. Bau asap dari obor aksi dan pembakaran spanduk menambah suasana mencekam.

banner 325x300

Aksi Terbesar, Tegangan Memuncak

Gelombang protes ini dipicu serangkaian kebijakan kontroversial dan dugaan penyalahgunaan kewenangan oleh Bupati Sudewo. Awalnya, aksi hanya berlangsung di tingkat lokal, namun dukungan lintas daerah membuatnya membesar menjadi gelombang rakyat.

Di pusat kota, massa membentangkan spanduk raksasa, poster sindiran, hingga membawa replika peti jenazah bertuliskan kritik pedas. Yel-yel “Turunkan Sudewo!” bergema tiada henti, diiringi tabuhan drum, teriakan lantang, dan suara sirene. Ketegangan memuncak ketika Sudewo muncul untuk menemui massa. Bukannya dialog, ia justru dilempari botol air mineral dan sandal, memaksa aparat melakukan evakuasi cepat untuk menghindari kericuhan.

Update Korban

Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Pati melaporkan total 40 orang mengalami luka-luka akibat benturan dan sesak napas. Rinciannya:

  • RS Soewondo: 31 orang
  • KSH: 3 orang
  • Puskesmas Pati 1: 3 orang
  • Klinik Marga Husada: 2 orang
  • PMI: 1 orang

Tidak ada korban meninggal dunia yang tercatat.

DPRD Bentuk Pansus

Melihat situasi yang memanas, DPRD Kabupaten Pati langsung membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk menyelidiki tuntutan dan dugaan pelanggaran yang menyeret nama Bupati. Tekanan publik semakin menguat, meminta Sudewo mundur secara kesatria.

“Kalau dia memang pemimpin yang punya harga diri, harusnya mundur,” ujar salah satu warga yang ikut aksi.

Puncak: Sudewo Mundur

Menjelang siang, drama politik Pati mencapai puncaknya. Dari ruang kerjanya, Sudewo menyampaikan pernyataan resmi mengundurkan diri sebagai Bupati Pati.

“Saya menghormati aspirasi masyarakat Pati dan memilih mundur demi suasana kondusif. Pengunduran diri ini akan diproses sesuai mekanisme,” ujar Sudewo.

Setelah pengumuman tersebut, sebagian besar massa mulai membubarkan diri tertib, meski beberapa kelompok tetap bertahan untuk mengawal proses hukum dan politik hingga tuntas.

Suara Tokoh Pers

Ketua Presidium DPP Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia (PWDPI), Gus Aulia, menegaskan:

“Kenapa warga yang menuntut keadilan harus dihalangi? Ini bukti nyata ketidakadilan masih dibiarkan hidup di negeri ini!”

Ia menambahkan:

“Kalau suara rakyat diabaikan, sama saja menutup mata terhadap penderitaan mereka. Rakyat bisa sabar, tapi kalau sudah marah—lihatlah hari ini, Pati membara!”

Hingga berita ini diturunkan, gema teriakan massa masih terdengar di beberapa titik kota, menandai berakhirnya satu babak kepemimpinan yang penuh kontroversi di Kabupaten Pati. (Edi D/Red/Tim/**)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *