Probolinggo, 1 Agustus 2025 – Komitmen untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat dan bebas dari tindakan perundungan (bullying) terus digaungkan berbagai pihak, termasuk TNI dan Polri. Hal ini tampak dalam kegiatan “Pembinaan Karakter dan Pencegahan Perundungan” yang digelar di SDN 7 Jrebeng Lor, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, pada Jumat (1/8).
Kegiatan yang dimulai sejak pukul 08.00 WIB ini menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Babinsa Kelurahan Jrebeng Lor Serda Zakaria dan Bhabinkamtibmas Briptu Fhadillah. Keduanya memberikan edukasi langsung kepada 111 siswa dari kelas-kelas berbeda di sekolah tersebut, terkait pentingnya sikap saling menghormati, empati, dan menjauhi kekerasan baik fisik maupun verbal di lingkungan sekolah.
Dalam sambutannya, Kepala SDN 7 Jrebeng Lor, Imam Bahroni, menyampaikan apresiasi atas keterlibatan aktif aparat keamanan dalam membentuk karakter generasi muda. “Kegiatan ini sangat penting untuk membekali anak-anak dengan nilai-nilai moral dan etika sosial. Upaya bersama ini menjadi pondasi untuk menciptakan sekolah yang nyaman dan aman dari perundungan,” tegasnya.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Wali Kelas 6 Eko Safari, Ketua RT 01 Bapak Busar, serta seluruh dewan guru SDN 7 Jrebeng Lor. Acara dikemas secara interaktif, mulai dari penyampaian materi, tanya jawab, hingga diskusi pengalaman nyata yang pernah dihadapi para siswa.
Serda Zakaria dalam pemaparannya mengajak para siswa untuk menjadi pribadi yang baik, tidak mudah terprovokasi, serta menjunjung tinggi sikap toleransi dan saling menghormati. “Menanamkan nilai karakter bukan hanya tugas guru, tetapi juga tanggung jawab kita semua, termasuk orang tua dan lingkungan sekitar,” ujarnya.
Senada, Briptu Fhadillah menambahkan bahwa kasus bullying dapat memberikan dampak psikologis jangka panjang. Ia menegaskan bahwa perundungan adalah bentuk kekerasan yang tidak dapat ditoleransi. “Sekecil apapun bentuknya, bullying harus dicegah. Anak-anak harus tahu bagaimana cara melapor dan mendapatkan perlindungan,” tambahnya.
Antusiasme tinggi tampak dari para siswa yang aktif bertanya, menyampaikan pendapat, dan berbagi pengalaman selama sesi berlangsung. Kegiatan ini menjadi langkah konkret dalam membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan inklusif.
Di akhir acara, pihak sekolah berharap kegiatan serupa bisa rutin dilakukan agar pesan anti-perundungan terus tertanam dalam diri siswa. Selain itu, kolaborasi antara pihak sekolah, masyarakat, dan aparat keamanan diharapkan semakin erat dalam membentuk generasi yang berkarakter kuat, tangguh, dan peduli terhadap sesama. (Bambang/Pendim0820)






