Sukapura, Probolinggo — Gerakan membangun desa hingga pelosok benar-benar dirasakan masyarakat di berbagai penjuru Indonesia. Semboyan “Desa Bisa” yang digaungkan pemerintah bukan sekadar slogan belaka, melainkan menjadi semangat bagi kepala desa untuk terus menghadirkan pembangunan yang nyata.
Hal ini juga tercermin di Desa Wonokerto, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Kepala Desa Wonokerto, Heri, terus menggenjot pembangunan infrastruktur, khususnya perawatan jalan desa yang menjadi urat nadi perekonomian warga. Tidak hanya mengandalkan Dana Desa, Heri bahkan tak segan merogoh kocek pribadi demi memastikan jalan-jalan di desanya tetap terawat dan nyaman dilewati.
Salah satu jalan yang menjadi perhatian adalah akses rabat beton di Dusun Jurang Perahu. Jalan ini merupakan jalur vital yang kerap digunakan para pedagang sayur mayur menuju pasar, sekaligus jalur penghubung ke desa tetangga seperti Sapikerep dan Ngadirejo. Hampir setiap hari, jalur ini dilalui kendaraan roda empat hingga truk roda enam bermuatan berat. Akibatnya, kerusakan pada jalan tak bisa dihindarkan.
Meski begitu, Heri memastikan jalan tersebut tetap dirawat secara berkala. “Kerusakan tidak boleh dibiarkan melebar. Kami berusaha melakukan perawatan agar akses ini tetap nyaman dan aman bagi warga maupun para pedagang,” ujarnya kepada awak media, Selasa (30/9/25).
Heri menegaskan bahwa langkah ini dilakukan bukan hanya untuk satu dusun, melainkan di seluruh dusun di Desa Wonokerto. Baginya, infrastruktur desa adalah sarana penting yang menunjang perekonomian masyarakat. Jalan yang baik akan memperlancar distribusi hasil pertanian, mempercepat mobilitas, serta memberi kenyamanan bagi masyarakat sekitar.
Tak hanya fokus pada pembangunan, Heri juga menekankan pentingnya kualitas dan kuantitas. Ia menyadari, penggunaan jalan desa oleh kendaraan besar dengan muatan melebihi kapasitas memang sering tak terhindarkan. Namun, ia tetap memilih untuk mengedepankan pelayanan masyarakat.
“Semua pengguna jalan adalah rakyat kita juga. Jadi, meskipun kendaraan yang lewat kadang bermuatan berlebih, saya tetap berusaha melakukan perawatan agar kerusakan tidak semakin parah,” tutur Heri.
Meski demikian, ia berharap kesadaran bersama juga terbangun di kalangan masyarakat, khususnya para pengguna kendaraan berat. “Saya berharap pengguna jalan, baik roda empat maupun roda enam, bisa menjaga dengan tidak membawa muatan berlebihan. Harus disadari, jalan ini jalan dusun, bukan jalan kabupaten apalagi jalan provinsi,” tegasnya.
Komitmen Kades Heri mendapat apresiasi dari warga. Mereka menilai langkah ini mencerminkan kepedulian nyata seorang pemimpin desa. Perawatan jalan dengan dana pribadi bukan hanya soal pengabdian, tetapi juga bukti bahwa pembangunan desa bisa berjalan apabila ada niat tulus dari pemimpinnya.
Gerakan “Desa Bisa” benar-benar diwujudkan Heri di Wonokerto. Tak sekadar membangun infrastruktur baru, ia juga memastikan keberlanjutannya melalui perawatan. Dengan begitu, jalan desa tidak hanya hadir sesaat, melainkan bisa bertahan lama dan memberi manfaat luas bagi masyarakat.
(Edi D/Bambang/*)