banner 728x250

Jembatan Ambruk, Siswa SD Pasir Agung Nekat Lewati Longsor, Diduga Pemkab Tutup Mata

banner 120x600
banner 468x60

Kuningan, Jawa Barat – Pemandangan memilukan terjadi di Desa Pasir Agung, Kecamatan Hantara, Kabupaten Kuningan. Puluhan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pasir Agung terpaksa menempuh jalur ekstrem demi sampai ke sekolah. Pasalnya, satu-satunya jembatan bambu yang menjadi akses utama warga Dusun Harjamukti menuju sekolah ambruk terseret longsor usai hujan deras mengguyur wilayah tersebut pada Sabtu malam (26/04/2025).

Kondisi ini membuat para siswa harus berjalan kaki melewati bekas longsoran yang licin dan curam, dengan risiko tinggi yang mengancam keselamatan mereka setiap hari.

banner 325x300

Kepala Desa Pasir Agung, Dede Mulyana, membenarkan situasi tersebut. Ia menyampaikan keprihatinannya terhadap nasib para siswa dan warga yang terdampak akibat rusaknya infrastruktur tersebut.

“Saya merasa prihatin. Jembatan bambu yang menjadi satu-satunya akses warga dan anak-anak sekolah dari Dusun Harjamukti ambruk karena terbawa longsor. Kami sangat berharap pemerintah kabupaten maupun provinsi segera turun tangan membantu membangun kembali akses tersebut,” ujarnya.

Menurut Dede, jembatan tersebut bukan hanya digunakan oleh siswa, tetapi juga oleh warga yang hendak beraktivitas ke pusat desa. Kehancuran jembatan telah melumpuhkan mobilitas warga, khususnya anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Hal senada juga disampaikan oleh Kosim, warga setempat yang turut menyaksikan perjuangan para siswa setiap pagi.

“Sekarang anak-anak sekolah terpaksa menyeberangi bekas longsoran. Saya melihatnya sangat miris, karena jalan itu sangat berbahaya. Kami minta perhatian serius dari pemerintah. Jalur ini satu-satunya akses terdekat bagi siswa sekolah dan warga Dusun Harjamukti,” kata Kosim dengan nada prihatin.

Menurut pantauan di lapangan, jalur pengganti sementara yang digunakan warga hanya berupa jalan setapak di antara puing-puing longsoran dan lereng yang rawan longsor susulan. Tidak ada pengaman atau pembatas, sehingga sangat rawan terjadi kecelakaan.

Hingga berita ini diturunkan, belum terlihat adanya upaya konkret dari Pemerintah Kabupaten Kuningan untuk meninjau lokasi maupun merespons keluhan warga. Situasi ini menambah daftar panjang persoalan infrastruktur di wilayah pedalaman yang kerap luput dari perhatian.

Masyarakat berharap agar pemerintah daerah tidak tutup mata dan segera mengambil langkah tanggap darurat demi keselamatan dan masa depan anak-anak yang setiap hari mempertaruhkan nyawa demi menuntut ilmu. (Tim/**)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *