Probolinggo — Ribuan santri dan alumni berbagai pondok pesantren dari seluruh penjuru Kabupaten Probolinggo menggelar aksi damai di halaman Kantor DPRD Kabupaten Probolinggo, Minggu (19/10/2025). Aksi tersebut merupakan bentuk penyampaian aspirasi terhadap tayangan salah satu program televisi nasional Trans7 yang dinilai menyinggung martabat para kiai dan kalangan pesantren.
Untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama aksi berlangsung, Kepolisian Resor (Polres) Probolinggo menurunkan ratusan personel. Mereka ditempatkan di sejumlah titik strategis di sekitar lokasi, termasuk di jalur Pantura yang menjadi akses utama menuju kompleks DPRD.
Kapolres Probolinggo, AKBP M. Wahyudin Latif, mengapresiasi sikap tertib dan damai para peserta aksi. Ia menegaskan bahwa penyampaian aspirasi yang dilakukan secara santun merupakan bentuk kedewasaan masyarakat dalam berdemokrasi.
“Terima kasih kepada seluruh peserta aksi yang telah melaksanakan penyampaian aspirasi dengan tertib sehingga kegiatan ini berjalan aman dan lancar,” ujar AKBP Latif.
Menurutnya, Polres Probolinggo akan menindaklanjuti aspirasi tersebut dan mengawal proses penyampaian melalui jalur resmi hingga ke tingkat pusat, melalui Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim).
Sebelumnya, pihak kepolisian juga telah berkoordinasi dengan panitia penyelenggara aksi untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan berjalan aman, damai, dan sesuai ketentuan perundang-undangan.
“Kami paham, rekan-rekan santri dan alumni hadir di sini karena kecintaan kepada guru dan kiai. Namun kita juga harus menghormati proses yang sedang berjalan agar aspirasi ini tersampaikan dengan baik,” tambah Kapolres.
Selama aksi berlangsung, petugas memberlakukan sistem pengalihan arus lalu lintas di sepanjang Jalan Panglima Sudirman, tepat di depan Kantor DPRD Kabupaten Probolinggo. Setelah massa membubarkan diri dengan tertib, jalur Pantura kembali dibuka dan lalu lintas berjalan normal seperti semula.
“Pengalihan arus kami lakukan karena jumlah massa sangat banyak. Kini situasi sudah kondusif dan jalur kembali bisa dilalui kendaraan,” jelas AKBP Latif.
Menariknya, di tengah-tengah aksi damai tersebut, anggota kepolisian juga terlihat membagikan makanan ringan kepada para santri. Tindakan itu mendapat sambutan positif dan menggambarkan kedekatan antara aparat kepolisian dan masyarakat, khususnya kalangan pesantren.
Aksi damai ini berlangsung kondusif dari awal hingga akhir, berkat sinergi yang baik antara kepolisian, panitia aksi, dan seluruh peserta. Ribuan santri akhirnya membubarkan diri dengan tertib setelah orasi dan doa bersama di halaman gedung wakil rakyat tersebut.
(Bambang)