Kota Probolinggo – Duka mendalam tengah menyelimuti keluarga besar Habib Hadi Zainal Abidin, Wali Kota Probolinggo periode 2019–2024, atas wafatnya putra tercinta, Sayyid Abdul Qodir bin Hadi Alhabsyi. Almarhum menghembuskan napas terakhir pada Jumat, 1 Agustus 2025, meninggalkan duka yang tak hanya dirasakan oleh keluarga, tetapi juga masyarakat Kota Probolinggo secara luas.
Sebagai wujud empati dan solidaritas, Kapolres Probolinggo Kota AKBP Rico Yumasri, S.I.K., M.I.K., bersama sejumlah Pejabat Utama (PJU) Polres, melaksanakan kunjungan takziah ke rumah duka yang berada di kompleks Pondok Pesantren Riyadlus Sholihin, Sabtu sore (2/8/2025).
Kedatangan Kapolres disambut langsung oleh keluarga besar Habib Hadi dan para pelayat lainnya. Dalam suasana haru, Kapolres turut larut dalam rangkaian doa dan tahlil bersama yang dipanjatkan untuk almarhum. Tidak hanya datang sebagai pejabat, namun AKBP Rico hadir membawa ketulusan hati dari segenap jajaran Polres Probolinggo Kota.
“Kami datang mewakili seluruh keluarga besar Polres Probolinggo Kota untuk menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas wafatnya putra tercinta Habib Hadi. Semoga almarhum ditempatkan di sisi terbaik Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan serta kekuatan,” ujar AKBP Rico Yumasri.
Ia juga menambahkan bahwa semasa hidupnya, almarhum dikenal sebagai pribadi yang santun dan dekat dengan masyarakat sekitar. Hal ini terlihat dari banyaknya warga dan tokoh masyarakat yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir.
“Almarhum sangat dicintai oleh masyarakat. Kita semua merasa kehilangan,” lanjutnya.
Prosesi pemakaman Sayyid Abdul Qodir dilangsungkan pada Sabtu siang, usai shalat Dzuhur berjamaah di Masjid Nurul Jadid yang berada dalam area Ponpes Riyadlus Sholihin. Jenazah dimakamkan tepat di sebelah makam kakeknya, almarhum Habib Muhammad Al Habsyi, yang juga merupakan tokoh kharismatik dan dihormati masyarakat.
Sejumlah tokoh agama, ulama, pejabat daerah, hingga santri dan masyarakat umum hadir dalam prosesi pemakaman. Kesedihan dan kehilangan begitu terasa, namun doa dan harapan akan keabadian amal kebaikan almarhum senantiasa mengalir dari mereka yang mencintainya.
Kepergian Sayyid Abdul Qodir menjadi pengingat bahwa kehidupan adalah titipan sementara. Dalam suasana berkabung ini, doa-doa terus dipanjatkan agar almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT dan keluarga besar yang ditinggalkan diberikan kekuatan dalam menghadapi cobaan ini. (Bambang/RestaProbolinggo)