KOTA MADIUN – Tangis seorang Ibu pecah saat rumah yang telah puluhan tahun ia tempati dihancurkan alat berat. Ia berdiri terdiam, menyaksikan reruntuhan bangunan yang dahulu menjadi saksi perjalanan hidupnya beserta keluarganya.
Kejadian mengharukan itu terjadi di Jalan Anggrek, Kelurahan Oro-Oro Ombo, Kota Madiun, Senin (10/6). Rumah yang dihancurkan tersebut merupakan salah satu dari 50 bangunan yang ditertibkan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 7 Madiun dalam rangka penataan kawasan sekitar Stasiun Madiun.
Seorang Ibu berusia 61 tahun itu—sebut saja Bu Sugeng, kini harus tinggal di rumah kontrakan di Kelurahan Sukosari. “Beliau menyebutkan bahwa salah satu rumah yang sekarang dirobohkan itu adalah rumahnya,” ujarnya lirih.
Rumah tersebut dulunya merupakan aset milik mertuanya yang pernah bekerja sebagai petugas inspeksi perkeretaapian. Setelah sang mertua wafat, bangunan tersebut sempat ditempati oleh kakak iparnya. Bu Sugeng dan suaminya kemudian membangun rumah sendiri tak jauh dari lokasi itu.
Selain sebagai tempat tinggal, rumah itu juga menjadi tempatnya berjualan es batu demi membantu perekonomian keluarga. Ia mengakui bahwa tanah tempat bangunan itu berdiri merupakan milik PT KAI, namun tetap bersyukur atas kesempatan tinggal di sana selama bertahun-tahun.
“Beliau menyebutkan ketiga anaknya besar di rumah itu. Dua sudah menikah, satu masih tinggal bersama saya. Warga sekitar pun sudah seperti keluarga sendiri,” tuturnya.
Sosialisasi penertiban bangunan tersebut sudah sejak awal Februari. Pertemuan dengan warga digelar di kantor Kelurahan Oro-Oro Ombo.
Awalnya, warga diminta mengosongkan rumah pada akhir Maret, namun jadwal kemudian ditunda hingga Mei karena ada warga yang menggelar hajatan pada bulan April . “Waktu itu ada yang punya acara, jadi ditunda dulu,” ucapnya.
Saat ini rumah lama itu hanya tinggal puing dan cerita,ujar Bu Sugeng. “Meski berat, saya berusaha menerima kenyataan dengan lapang dada, “pungkasnya.