Kota Probolinggo – Program ketahanan pangan yang dicanangkan oleh pemerintah terus mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Kepolisian. Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah pendampingan terhadap Kelompok Wanita Tani (KWT) El Wardah yang berlokasi di Jl. Citarum, Perumahan Gabriella Blok V-1, Kota Probolinggo.
Kelompok yang beranggotakan 25 orang ini mengelola Pekarangan Pangan Lestari (P2L) di atas lahan kosong seluas 91 meter persegi. Berbagai jenis sayuran seperti sawi dan cabai ditanam di lahan tersebut sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan masyarakat sekitar.
Bhabinkamtibmas Kelurahan Curahgrinting, Brigpol Addiz Trihadma, menjelaskan bahwa pendampingan ini bertujuan untuk memastikan keberlanjutan kegiatan ketahanan pangan berbasis masyarakat.
“Tujuan utamanya adalah menciptakan ketahanan pangan yang mandiri di tingkat kelurahan. Melalui kegiatan ini, warga diharapkan dapat mengelola kebun-kebun pangan sebagai lumbung pangan dan lumbung hidup yang mendukung keberlanjutan pasokan pangan lokal serta meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujarnya saat ditemui pada Rabu (5/2/2025).
Ia juga mengajak warga sekitar untuk turut serta mendukung program ketahanan pangan di lahan masing-masing, meskipun dalam skala kecil.
“Kami bekerja sama dengan ibu-ibu KWT untuk mengajak warga sekitar dengan memberikan lima polybag dan bibit tanaman, terutama sawi dan cabai. Saat ini, sudah ada 25 kepala keluarga (KK) dari total 176 KK yang mulai menanam sayuran menggunakan polybag. Sementara warga lain masih menunggu hasil panen dari P2L sebelum ikut berpartisipasi. Harapannya, polybag dan tanaman ini tetap dirawat dengan baik,” tandasnya.
Antusiasme masyarakat dalam mendukung program ini cukup tinggi. Bahkan, seorang warga sekitar secara sukarela menyumbangkan satu unit mobil pickup berisi tanah subur untuk keperluan tanaman P2L.
Sementara itu, Sri Sundari, penanggung jawab P2L El Wardah, menambahkan bahwa kebun P2L ini merupakan salah satu program unggulan dalam memberdayakan perempuan agar lebih produktif dan mandiri.
“Hasil dari P2L ini, 60% diberikan kepada warga sekitar, terutama bayi stunting, ibu hamil, dan ibu nifas. Jika hasil panen melimpah, kami juga membagikannya kepada warga Kelurahan Curahgrinting dalam bentuk sayur-mayur. Sisanya, 20% dibagi kepada anggota, dan 20% lainnya digunakan untuk pemeliharaan seperti pembelian bibit, pupuk, dan obat-obatan,” terangnya.
Program ketahanan pangan berbasis masyarakat ini diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi wilayah lain dalam menciptakan kemandirian pangan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (SAHAR/*)