Purwokerto – Peduli kepada kesehatan masyarakatnya, Korem 071/Wijayakusuma dengan menggandeng dinas terkait dan komunitas serta pemerhati kesehatan masyarakat, menggelar Bakti Sosial Kesehatan dalam rangka memperingati HUT Ke-3 PPDG (Paguyuban Peduli Disabilitas Ganda) Banyumas.
Bakti sosial itu dilaksanakan ditengah keramaian warga masyarakat di taman wisata Mas Kemambang Purwokerto, Banyumas. Minggu (15/10/2023).
Bakti sosial diselenggarakan, selain untuk memperingati hari jadi PPDG Banyumas yang ke-3, dengan memberi bantuan tali asih kepada penyandang disabilitas ganda Banyumas, juga diselenggarakannya sosialisasi terkait kesehatan masyarakat berupa sosialisasi tentang Kartu Indonesia Sehat (KIS) dari Dinas Kesehatan Banyumas dan sosialisasi dari Rumkit TK-III 04.06.01 Wijayakusuma Purwokerto tentang mekanisme berobat di Rumkit TK-III 04.06.01 Wijayakusuma Purwokerto.
Tak hanya itu, dalam kegiatan tersebut juga disampaikannya motivasi tentang kehidupan bagi penderita disabilitas ganda beserta keluarganya yang disampaikan oleh seorang jurnalis senior yang juga pemerhati kesehatan masyarakat dari Kick Andi Foundation (Andi F. Noya), dan juga digelar pengobatan massal untuk masyarakat umum.
Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Czi Mohammad Andhy Kusuma, S.Sos., M.M., M.Han., mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan kolaborasi dengan para pihak dalam rangka HUT ke 3 PPDG Banyumas.
“Kegiatan ini merupakan kegiatan dalam rangka tasyakuran PPDG Banyumas, kita sisipkan kegiatan ini kolaborasi dengan Korem dan kita bantu menghadirkan dokter dari RS untuk memberikan penjelasan tentang akses atau fasilitas apa yang bsa digunakan kepada para penyandang disabilitas. Juga kita buatkan bakti sosial kesehatan, pengecekan kesehatan dan pengobatan gratis” terangnya.
Danrem Wijayakusuma juga akan memeberikan kemudahan akses bagi penyandang Disbilitas ganda dan keuarganya ketika akan berobat ke RST TK-III 04.06.01 Wijayakusuma Purwokerto.
“Akan kita buatkan MOU antara PPDG dan RS untuk memberikan akses spesial atau akses khusus kepada para penyandang disabilitas dan juga orang tuanya untuk mendapatkan akses kesehatan yang lebih baik dengan prioritas di RS Wijayakusuma” tambahnya.
Sementara itu Ketua PPDG Banyumas dr. Siswanto Budi Wiyoto mengatakan Paguyuban Peduli Penyandang Disabilitas Ganda (PPDG) Banyumas yg sudah tiga tahun usianya ini telah berusaha menghilangkan stigma dan tidak mau ada organisasi yang rumit-rumit dan cukup dengan paguyuban saja yang guyub. Dan terbukti stigma hilang, saling mendukung saling mengasihi saling berinteraksi saling berkomunikasi sehingga terselenggara hingga saat ini sekitar 48 anggota yang sebetulnya ada 97 orang, yang sudah mendapat kursi ada 80 orang disabilitas ganda dan 17 kursi untuk Penderes yang jatuh dari pohon kelapa didaerah Cilongok.
Kursinya sederhana tivini, tapi khusus yang diupayakan oleh komunitas kombas cyber sebagai teknisi dari Ohana.
Ohana suatu organisasi harapan Nusantara yang didirikan oleh seorang ibu cacat dan bersuamikan seorang veteran marinir Amerika. Ia adalah anggota komisi disabilitas PPB. Beliau sangat apresiatif dan terkesan sekali dengan kondisi penyandang disabikitas Banyumas, sehingga terakhir dapat prioritas kursi 21, ini tidak mudah.
Kalo kami tidak dibantu dengan Danrem dan jajarannya, tidak bisa mendatangkan ini karena biayanya besar sekali dan serta para donatur yang telah bersimpati.
Kami tidak punya apa apa, kami hanya bersama-sama mendukung semua apa yang menjadi keribetan kita mereka mendukung semua.
Masih banyak yang membutuhkan, sehingga ini menjadi catatan kami untuk bisa nanti kita ajukan ke Ohana.
Kami mempunyai harapan RS bisa merekomendasikan pelayanan buat para disabilitas ganda ini, yang kami utamakan adakah fisioterapi.
Ia berharap agar RS Wijayakusuma dapat membantu pelayanan para penderita disabilitas ganda, dan siap untuk menjalin kerjasama MOU yang terus menerus.
Para penderita disabilitas ganda ini, masih banyak yang belum mempunyai KIS.PKH juga, Mereka terkendala faktor-faktir legalitas untuk mendapatkan fasilitas kesejahteraan yang masih belum banyak dipunyai.
Kami berharap uluran tangan para donatur dan dermawan khususnya BPK Andi F Niya yang mempunyai kick Andi Foundation ini untuk bisa mencarikan orang tua asuh atau memberikan usaha yang bisa mandiri. Karena ibu ibu ini tidak bisa keluar rumah untuk merawat putra putrinya, jadi usahanya yang bisa dikelola dari rumah melalui online. Jadi perlu ada pelatihan, dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan.
Pada kesempatan yang sama, motivator yang juga seorang jurnalis senior dan pemerhati kesehatan sosial Andi F. Noya dalam penyampaiannya mengatakan, bahwa kita tidak tahu apa rencana Tuhan dalam hidupan kita. Dan dalam kegiatan ini, kita semua dapat dipertemukan disini untuk saling menguatkan satu sama yang lain. Kalau kita sendirian tentu beban itu akan terasa berat kalau itu dianggap beban. Tapi kalau kita bersama-sama, Insyaallah kita merasa bahwa kita tidak sendirian.
Andi Noya juga mengapresasi atas kepedulian khusus Danrem 071/Wijayakusuma, dan sebagai satu hal yang patut disyukuri bahwa kita tidak harus berjuang sendiri, karena saya tidak bisa merasakan apa yang dirasakan para orang tua disini, karena saya tidak pernah mengalami. Dan mungkin orang lain, yang hanya bisa bilang kasihan atau hanya bisa mengatakan berempati, tetapi kalau tidak ada hubungan yang berlanjut dimana kita bisa bertemu seperti ini, mungkin kita tetap merasa sendirian.
“Hari ini, sudah dibuktikan, jangan berkecil hati, dan masih banyak orang baik disekitar kita, ini merupakan satu dua langkah kedepan yang bisa kita upayakan untuk mengurangi kesedihan dalam hati kita. Sekian tahun, ibu-ibu sudah membuktikan bahwa ibu-ibu adalah perempuan-perempuan tangguh, perempuan-perempuan yang ikhlas menerima kehadiran anak istimewa dalam kehidupan kita. Tuhan pasti punya rencana, karena itu kita harus positif berpikir karena rencana Tuhan selalu baik untuk kita, yang mungkin hari ini ada yang tidak kuat dan hari ini ada yang mungkin hampir menyerah, jangan menyerah. Tuhan masih beserta kita, Tuhan sayang pada kita, Tuhan hanya menitipkan anak-anak istimewa kepada orang tua yang istimewa.” tuturnya.
“Jangan merasa kecil hati bagi ibu-ibu yang ditinggalkan pasangannya, jangan patah semangat, jangan putus asa, kami akan berada disekitar ibu-ibu sekalian, kami dengan segala keterbatasan juga akan berupaya untuk mencarikan bantuan, ataupun dukungan yang terbaik agar ibu-ibu dan bapak-bapak juga merasa lebih kuat. Jangan patah semangat dan terus berikhtiar untuk kebaikan abak-anak kita dan kita harus yakin bahwa rencana Tuhan baik, jadi kita tetap jalani kehidupan kita ini”, pungkasnya. (*)